Minggu, 17 Mei 2009

ASA PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai proses pembelajaran generasi penerus bangsa memegang peran penting dalam antisipasi perubahan dan ancaman bangsa ke depan. Melalui pendidikan, diharapkan melahirkan generasi dengan kemampuan analisa dan pola pikir terbaik dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Pendidikan merupakan kunci kesuksesan menghadapi tantangan kehidupan yang semakin lama semakin rumit. Karena pentingnya pendidikan, berbagai upaya dilakukan segenap lapisan untuk melahirkan pendidikan baik dan berkwalitas. Khusus untuk Indonesia, pola pendidikan dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi telah beberapa kali mengalami perubahan guna menemukan format ideal sesuai dengan jiwa dan semangat masyarakatnya.
Namun demikian, meski beberapa kali mengalami perubahan, kecenderungan pendidikan Indonesia belum mampu menciptakan generasi penerus yang kuat dan tangguh menghadapi berbagai perubahan dan tantangan. Bahkan, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah gamangnya peserta didik menghadapi berbagai tantangan global. Banyak peserta didik merasa seperti boneka yang harus memenuhi kehendak guru tanpa mampu menuangkan ide dan pemikiran sendiri. Akibatnya, peserta didik menjadi “gerombolan manusia” yang hanya berusaha mencapai hasil maksimal nilai mata pelajaran serta lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagai pencapaian prestasi tanpa memperhatikan cara bagaimana memperoleh prestasi.
Proses pendidikan yang sekedar mengejar nilai formal, mengakibatkan peserta didik menjadi “robot” yang bekerja dan berjalan secara mekanikal dan kehilangan “jiwa” sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari seorang manusia. Lambat laun, peserta didik kehilangan semangat kebangsaan seperti sering kita lihat dalam perkembangan pelajar terkini. Apabila hal ini tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin keinginan segenap lapisan masyarakat untuk menatap kejayaan bangsa tinggal mimpi karena digerogoti sendiri oleh generasi penerusnya akibat rancunya sistem pendidikan nasional yang kita terapkan.
Apa dan bagaimana menyikapi perkembangan pendidikan Indonesia saat ini?
Melihat pola kehidupan masyarakat Indonesia yang kental dengan nilai budaya local selain “budaya impor”, tentunya memerlukan pemikiran strategis dalam upaya menemukan system pendidikan bermutu yang berbasis budaya local. Proses pembelajaran – baik formal maupun informal- sudah seharusnya berusaha untuk mencapai nilai kemanusiaan yang menjadi inti pokok kehidupan. Pola pendidikan, selain mengambil alih pola pendidikan “impor” yang selama ini selalu diterapkan, semestinya dilebur dengan system pendidikan local yang sudah makin memudar dalam kehidupan masyarakat di negeri ini.
Alur dan proses dengan memadukan system “impor” dengan pola pendidikan local diharapkan dapat terlaksana dalam upaya menemukan jati diri sebaga inti kehidupan. Kecenderungan selama ini, pola pendidikan “impor” yang diterapkan tidak mampu menciptakan generasi penerus yang kuat dan mapan menatap masa depan. Generasi dari system pendidikan “impor” cenderung melahirkan generasi yang terkontaminasi pola konsumerisme dan materialism yang lambat laun menjadi generasi hedonis. Akhirnya, generasi yang menjadi tulang punggung bangsa tidak lebih dan tidak bukan adalah generasi yang diciptakan menjadi “robot” dan tidak mampu menyentuh esensi kemanusiaan.
Pola pendidikan dengan penyatuan system “impor” dengan pendidikan local diharapkan mampu melahirkan manusia yang kenal akan dirinya. Dengan munculnya generasi yang kenal akan dirinya, maka generasi tersebut akan mengenal Tuhannya dan ketika mengenal Tuhan, setiap manusia akan mengenal lingkungannya dengan baik dan bijak. Seorang manusia yang mengenal lingkungan dengan baik dan bijak akan berusaha melahirkan prestasi yang terbaik bagi alam dan lingkungannya. Melalui pola ini, diharapkan generasi yang terlahir bukan sekedar generasi “robot” yang mengejar keberhasilan dan kesuksesan semu dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan dalam menjaga kelangsungan lingkungan. Tapi, dengan pola ini akan terlahir generasi yang memiliki kemampuan untuk melihat kesuksesan sebagai sebuah pencapaian prestasi yang menyeluruh dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan lingkungannya.
Generasi yang telah memiliki kemapanan dalam menatap setiap persoalan dengan pendekatan “kejiwaan dan kemanusiaan”, tentu akan melahirkan pola dengan pendekatan moral dan humanity guna merancang pembangunan bangsa ke depan. Melaui generasi ini, diharapkan dongeng indah anak negeri tentang Civil Society yang saat ini terus diperdengarkan tentu akan terwujud sebagaimana mestinya. Generasi inilah yang kelak mampu mengembalikan kejayaan sebagaimana yang pernah kita rasakan beratus-ratus tahun lalu saat bangsa ini masih terbentuk dalam suatu system kerajaan baik itu di masa majapahit, sriwijaya, pasai atau pun kerajaan lainnya. Tanpa generasi yang mengenal diri dan lingkungan, mimpi besar untuk meraih kejayaan tinggal cerita pengantar tidur balita.