Sabtu, 18 September 2010

Jangan Bersedih Kawan !!!

Perjalanan hidup kadang memberikan berjuta warna pada setiap insan. Warna-warna yang dihasilkan, tidaklah selamanya sama dengan warna sebagaimana diinginkan. Kadang kita menginginkan warna cerah namum yang terjadi adalah warna suram dan kelam. Namun, begitulah hidup sebenarnya. Tak selamanya, apa yang kita harapkan sesuai dengan yang kita harapkan.
Disinilah perlunya suatu pola pikir yang selalu mengedepankan ketepatan dan bukan hanya sekedar kebenaran. Benar belumlah tentu tepat, tapi sesuatu yang tepat sudah pasti suatu kebenarand dan akan mampu memberikan hasil yang cukup memuaskan, baik demi diri sendiri maupun demi lingkungan sekitar kita.
Namun, kadangkala kita sering berpikiran sempit dan hanya memandang bahwa hidup haruslah benar sesuai dengan yang kita impikan atau bayangkan. Saat impian dan bayangan tidak sesuai dengan kenyataan, maka kita menganggap telah menjadi insan yang gagal dan pantas untuk dikasihani serta perlu pula menitikkan air mata. Bahkan, kadangkala kita berusaha untuk membangun suatu komuniti dan mengajak insan lain turut serta dalam tetesan air mata yang kita bangun.
Pantaskah kita menitikkan air mata untuk sesuatu yang tidak kita inginkan?
Dalam beberapa hal mungkin ini boleh saja kita laksanakan, tapi percayalah, dunia tidak akan berubah seiring dengan air mata yang kita tumpahkan. Dunia akan berjalan sesuai dengan kehendaknya sendiri dan bukan sejalan dengan kehendak kita. Kita hanyalah kumpulan dari insan yang telah memiliki takdir dan jalan hidupnya sendiri. Setiap insan memiliki jalannya masing-masing, baik itu suka maupun duka. Semuanya hanyalah bagian daris etiap perjalanan yang harus kita hadapi.
Tak kan ada guna air mata. Tak kan ada guna larut dalam kesedihan. Perjalanan hidup yang akan kita lalui masih menyisakan berjuta cerita gembira dan warna cerah yang akan terus mendatangi dan mewarnai hidup kita.
Janganlah terlalu larut dalam kesedihan dan duka. Sedih dan duka hanya sebagian kecil dari tawa dan bahagia yang harus kita jalani di atas dunia ini.

Pengganti Jaksa Agung; Ibarat Bus Dan Penumpang

Dengan makin santernya wacana yang dikemukakan beberapa kelompok masyarakat tentang posisi pergantian jabatan Jaksa Agung yang saat ini di pegang Mr. Pandji yang akan diambil dari unsur eksternal Kejaksaan, ternyata menimbulkan perlawanan dari kalangan internal kejaksaan sendiri. Juru Bicara Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) telah menyampaikan dengan terbuka dihadapan publik bahwa PJI lebih menyukai apabila pengganti Mr. Pandji berasal dari kalangan internal dan bukan dari ekseternal kejaksaan. Hal ini dikarenakan posisi Jaksa Agung yang berasal dari internal kejaksaan dianggap lebih berpengalaman dan lebih mengerti tentang dunia kejaksaan itu sendiri berikut dengan permasalahan yang teradapat pada tubuh kejaksaan.

Dalam acara Suara Rakyat pada Metro TV, Jumat (17/9), Juru Bicara PJI mengistilahkan seperti menaiki sebuah bus, maka penumpangnya akan lebih merasa nyaman dengan supir yang sudah dikenal dan apabila diambil supir lain yang tidak dikenal akan menjadi penumpang tidak nyaman bahkan bisa tidak tidur selama dalam perjalanan.Suatu perumpamaan yang sangat naif dan tidak masuk akal sama sekali.

Berikut tanggapan singkat atas perumpamaan juru bicara PJI tersebut :

Apabila perumpamaan ini dipahami dengan logika yang terbalik, maka akan muncul suatu perumpaan bahwa tentu saja penumpang yang selama ini menyukai jalannya bus yang ugal-ugalan dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas akan merasa tidak nyaman ketika supir pengganti adalah seroang supir yang mampu menjalankan bus dengan mengikuti semua peraturan lalu lintas karena memang lalu lintas bukan hanya milik dan dikuasai oleh satu bus ini saja tapi masih banyak bus-bus lain yang berpenumpang juga dan juga memiliki hak atas kenyamanan di jalan yang dilalui secara bersama. Karena itu, setiap bus yang menggunakan jalan bersama ini tentunya harus mematuhi aturan yang telah dibuat secara bersama dan demi kenyamanan secara bersama pula bukan hanya demi kenyamanan dan kepentingan salah satu bus saja.