Kamis, 21 Juli 2011

Sekedar Catatan

Beberapa hari hari terakhir ini, sebagian besar rakyat di negeri ini seakan dijejali berbagai pemberitaan tentang boboroknya sistem perpolitikan dan kepartaian di negara ini dengan adanya "Nyayian Sang Nazar" yang telah kabur entah kemana. "Sang Nazar" terus bernyanyi dengan bebas dan lepas serta merdunya, tetapi menimbulkan kesumbangan bagi para pelaku politik papan atas lainnya di tubuh Partai Demokrat. Tak tanggung-tanggung, "Nyanyian Sang Nazar" langsung menohok meunuju pusat kekuasaan Partai Demokrat "Si Anas Urbaningrum". "Anas yang demikian kalemnya dan bersahaja, seakan ditelanjangi dengan terbuka oleh "Sang Nazar".
Berkaca dari "Nyanyian Sang Nazar", menimbulkan kebingungan ditangah-tengah masyarakat, terutama sekali para kader dan simpatisan partai yang berlambang mirip sebuah ikon mobil mewah "Mercedes Benz".
Nuansa politik uang dalam penentuan keberlanjutan suatu kepartaian dan hidup matinya partai disuarakan lantang oleh Sang Nazar. Pemberitaan tentang ini pun hampir setiap saat dipertontonkan dan diperdengarkan ke publik. Publik mungkin tidak terlalu tersentak akan hal ini, karena semua ini seakan telah menjadi Rahasia Umum di negara yang sedang merangkak untuk belajar tentang demokrasi. Demokrasi yang kebablasan pun sering dipertontonkan oleh negeri ini.
Tidak perlu mengeluarkan pendapat atau statement " Siapa Benar atau Siapa Salah" karena inilah realita demokrasi yang memang harus dihadapi oleh semua pihak di negeri ini. Demokrasi tidak selamanya menjanjikan sebuah keindahan dan kenyamanan, apalagi saat demokrasi tidak lagi berpegang teguh pada Hukum dan Keadilan. Dan, inilah yang sedang berlangsung di negeri ini, Demokrasi Tanpa Haluan!!!!